Padang (UNAND) – Universitas Andalas (UNAND) resmi menghadirkan program Asistensi Pendidikan Agama Islam 2025 yang diikuti oleh 4.235 mahasiswa baru pada semester ini, menjadikannya sebagai salah satu agenda pembinaan spiritual terbesar di lingkungan perguruan tinggi di Indonesia.  

Program ini diselenggarakan dalam bentuk kelompok kecil yang terdiri dari 15 hingga 16 mahasiswa, masing-masing didampingi seorang asisten. Selama minimal sepuluh kali pertemuan, mahasiswa akan diajak berdiskusi dan berlatih praktik ibadah, akidah, serta akhlak dalam keseharian.

Tahun ini pula, untuk pertama kalinya UNAND meluncurkan modul dan buku panduan resmi asistensi, sehingga proses pembelajaran dapat berlangsung lebih profesional, terukur, dan seragam di seluruh fakultas.

Sebanyak 275 asisten yang telah melalui proses seleksi ketat mulai dari administrasi, wawancara, hingga pembekalan intensif, dipercaya mendampingi mahasiswa baru. Mereka tidak hanya sebagai pembimbing akademis, tetapi juga teman diskusi dan pendamping spiritual, terutama dalam menghadapi tantangan kehidupan kampus. 

Rektor UNAND Efa Yonnedi, Ph.D., dalam sambutannya menegaskan, melalui asistensi ini mahasiswa diharapkan tidak hanya menjadi sarjana dengan keahlian akademik, tetapi juga pribadi muslim dan muslimah sejati yang berkarakter, produktif, serta bermental sehat. “UKT kita tidak mahal jika dibanding dengan PTN-BH lain. Yang mahal adalah mahasiswa yang tidak punya tujuan hidup,” tegas rektor dalam sambutannya pada Sabtu (6/9) di Masjid Nurul Ilmi Universitas Andalas. 

Ia mengingatkan mahasiswa agar memiliki tujuan hidup yang jelas, lebih produktif, dan tidak rapuh secara mental. “Jangan seperti stroberi. Kalau ada masalah, jangan dipendam sendiri, ceritakan dan bagi dengan orang lain. Tapi tetap ingat, sandaran utama kita adalah Allah SWT,” tambahnya.

Pesan tersebut selaras dengan materi yang disampaikan oleh Prof. Dr. Ikhwan Matondang, S.H., M.Ag., Guru Besar Fakultas Syariah UIN Imam Bonjol, yang hadir memberikan ceramah utama. Ia menekankan pentingnya tauhid, ibadah, dan akhlak sebagai fondasi utama agar mahasiswa tidak hanyut dalam “fatamorgana dunia digital.”

Menurutnya, tauhid menjadi arah, ibadah adalah jalan, dan akhlak merupakan hasil nyata yang akan melahirkan generasi beriman, berilmu, dan beramal.

UNAND berharap asistensi agama Islam tidak lagi dipandang sekadar pelengkap mata kuliah, melainkan sebagai ruang pembinaan mental, spiritual, dan intelektual. Grand Opening ini menjadi momentum awal bagi mahasiswa baru untuk menapaki perjalanan akademik dengan arah hidup yang lebih jelas, semangat produktif, serta ketangguhan mental yang dibarengi pemahaman akidah, ibadah, dan akhlak yang kuat.(*)

Humas, Protokol, dan Layanan Informasi Publik