Setiap Tanggal 2 Mei masyarakat Indonesia memperingati hari pendidikan nasional. Hal ini sebagai wujud agar masyarakat mengingat bahwa pendidikan itu penting bagi masyarakat. Pendidikan merupakan sarana untuk pengembangan potensi dan menghasilkan insan yang cerdas melalui  jalur formal dan informal.

Jalur pendidikan formal sudah dirancang sedemikian rupa untuk menghasilkan siswa/mahasiswa yang memiliki kemampuan untuk berpikir kritis, kreatif, bekerja sama dan  berkomunikasi. Sementara pendidikan informal  dimulai dari keluarga yang  diharapkan dapat menyiapkan pondasi awal bagi terbentuknya perilaku yang baik serta menyiapkan anak-anak untuk dapat berinteraksi dengan lingkungan yang lebih luas.

Keluarga menjadi harapan sekaligus dapat membawa perubahan besar untuk menyiapkan generasi harapan bangsa. Di sinilah peran orang tua sangat dituntut untuk dapat menanamkan nilai nilai kebaikan pada anak.

Komunikasi menjadi perekat utama dalam proses penanaman nilai nilai kebaikan tersebut. Tak jarang persoalan-persoalan kerap muncul dalam keluarga disebabkan lemahnya aspek komunikasi yang baik dalam keluarga. Sebagai contoh anak anak yang kurang santun atau suka berkata kasar salah satunya disebabkan oleh faktor mencontoh dari orang tua di mana orang tua juga kurang santun atau sering berkata kasar . Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Utami et al (2018) mengungkapkan bahwa pengaruh lingkungan keluarga sangat berpengaruh besar terhadap perkembangan bahasa anak, anak-anak yang dibesarkan terbiasa dengan orang tua yang berkata kasar maka anak akan menirukan kembali, namun anak yang diasuh dengan lingkungan berbahasa yang baik dan pola asuh kedua orang tua yang baik maka anak tersebut berbicara dengan baik pula.  Sikap dan perilaku anak yang kurang baik dalam keluarga seperti berkata kasar, kurang menghormati orang tua, kurang santun, suka mengejek dan lain-lain akan berimbas kepada pergaulan yang lebih luas. Sehingga saat ini kita sering menemukan anak-anak yang memiliki perilaku yang kurang baik dalam lingkungan yang lebih luas.

Peringatan hari pendidikan nasional dapat dijadikan momentum bagi keluarga sebagai lingkungan pertama bagi anak untuk mengajarkan nilai-nilai kebaikan. Orang tua dapat berperan sebagai guru dan contoh bagi anak-anak untuk membentuk perilaku baik pada anak, salah satunya perilaku santun.  Ada beberapa hal yang dapat dilakukan oleh orang tua untuk menanamkan nilai-nilai santun dan komunikasi yang baik kepada anak, di antaranya:

Pertama, orang tua senantiasa membiasakan dan mencontohkan berkata santun kepada setiap orang termasuk juga kepada anggota keluarga. Sehingga anak-anak akan dapat mencontoh bahwa orang tua mereka santun ketika berbicara dengan orang lain termasuk dengan diri anak. Anak dengan sendirinya akan meniru apa yang mereka lihat dan dengar dari kedua orang tuanya. Untuk itu orang tua perlu memilih kata-kata yang baik dalam berbicara termasuk dengan anak.

Kedua, hindari berkata kasar kepada anak dan kepada siapa pun, karena kata-kata kasar akan menyakiti perasaan orang lain dan berefek kepada citra diri seseorang. Anak-anak yang terbiasa mendengar kata-kata kasar akan cenderung untuk mempergunakannya dalam interaksi dengan orang lain.

Ketiga, perbanyak aspek nonverbal seperti ekspresi wajah yang menyenangkan, tersenyum, menyentuh pundak dan mengusap kepala, memberikan acungan jempol dan pelukan yang hangat. Hal ini akan memberikan kesan hangat dan kedekatan dengan  anak- anak.

Keempat, panggillah anak dengan panggilan yang menyenangkan bagi anak dan sisipkan kata "Nak"  saat berkomunikasi dengan anak. Menyisipkan kata “Nak” akan semakin mendekatkan ikatan batin antara orang tua dan anak.  Panggillah anak yang memang anak suka dengan panggilan tersebut, dan hindari memberikan panggilan yang bermakna negatif. Menurut Sal Severe, PhD (Psikolog dari Cartwright School District di Phoenix Arizona) bahwa anak-anak percaya apa yang orang tua katakan kepada mereka. Anak-anak bertindak sesuai dengan harapan orang tua, kalau orang tua memusatkan perhatian pada sifat-sifat positif, maka orang tua akan membina sifat-sifat positif yang lebih kuat. Gunakan pujian dan dorongan yang mengajarkan anak-anak untuk menghargai dirinya sendiri.

Kelima, perbanyak good label atau label yang baik tentang anak, semisal anak hebat, anak pintar, anak shaleh, dan lain- lain. Dengan label yang baik anak akan berusaha untuk menjadi seperti yang dilabelkan (self fulfilling prophecy)  yaitu kalau kita memberikan optimisme atau harapan kepada anak, maka anak akan berusaha untuk memenuhi harapan tersebut. Untuk itu pentingnya orang tua menaruh harapan yang besar kepada anak.

Setiap orang tua dapat menjadi guru sekaligus contoh bagi anak-anak untuk dapat membumikan komunikasi dalam keluarga. Dengan sendirinya anak-anak akan berkata santun, terhindar dari berkata kasar, mudah tersenyum, penuh semangat dan penuh hormat alhasil dari pendidikan komunikasi yang diberikan dan dicontohkan oleh orang tua.(*)

Penulis : Dr. Ernita Arif, MSi (Dosen Ilmu Komunikasi Fisip Universitas Andalas/Kepala Kantor Humas, Protokoler, dan Layanan Informasi)