Padang (UNAND) - Sebagai bentuk kontribusi Universitas Andalas dalam Hari Lingkungan Hidup Sedunia, sejumlah mahasiswa dari Departemen Teknik Lingkungan bersama tim Green Campus menuang sebanyak 30 liter cairan eco-enzyme ke embung air di lingkungan UNAND pada Sabtu (3/6).

Kegiatan tersebut dilakukan dalam partisipasi UNAND untuk Festival Eco-Enzyme 2023 besutan UI Green Metric, yang juga diikuti oleh 21 Perguruan Tinggi di seluruh Indonesia. Pada kesempatan tersebut, tim Relawan Eco-Enzyme Indonesia (REI) Sumatra Barat juga membersamai dan turut mendonasikan larutan eco-enzyme untuk disebar di sekitaran badan air (perairan) yang berada di kawasan Mesjid Nurul Ilmi (MNI) kampus UNAND Limau Manis.

Tujuan dari kegiatan ini adalah menetralisir kandungan bahan-bahan pencemaran pada badan air yang sejauh ini menjadi tempat pembuangan air limbah domestik khususnya dari Mesjid Nurul Ilmi (MNI) UNAND. 

“Karena badan air (lokasi penuangan eco-enzyme) ini yang kita tahu menerima air limbah dari buangan mesjid, otomatis artinya ada beban pencemar yang ditambahkan ke badan air ini. Dengan adanya momen festival ini, kita coba tuangkan eco-enzyme dengan harapan akan menetralisir kandungan pencemarannya, dan akan kita coba cek kembali dalam lima atau enam hari ke depan di labor,” ujar Dr. Ansiha Nur, S.T.,M.T, ketua Tim Green Campus UNAND.

Lebih lanjut Dr. Ansiha menyebut kandungan yang akan diukur nantinya merupakan parameter pencemaran organik seperti BOD (Biochemical Oxygen Demand), COD (Chemical Oxygen Demand), DO (Dissolved Oxygen), Ph, dan temperatur.

“Festival ini kita menjadi momentum untuk kegiatan tata kelola di bidang pengolahan air yang berkelanjutan di kampus UNAND, dengan pengaplikasian yang diharapkan lebih luas lagi seperti pengabdian masyarakat,” tambahnya.

Sementara itu, relawan Ir. Ana Susanti, M. Eng dari REI Sumatra Barat menjelaskan, larutan eco-enzyme yang dituang merupakan hasil produksi dari REI sendiri, yang dibuat dari pemanfaatan sampah organik buah-buahan. 

“Bahan organiknya berasal dari kulit buah, dimana kita bekerja sama dengan penjual buah potong untuk kita manfaatkan sampah kulit buahnya. Banyak macam kulit buah-buahan yang bisa dipakai, yang tidak boleh itu buah-buahan yang dari dalam tanah seperti bengkoang, atau yang kulitnya keras seperti salak dan durian. Selain itu bisa juga dari sayuran, seperti kangkung dan daun ubi,” terangnya.

Melalui kesempatan ini, beliau berharap semakin banyak mahasiswa UNAND yang berkecimpung di bidang eco-enzyme karena potensi manfaat yang besar yang dimilikinya.

“Dan ke depannya kita berharap kalau bisa kita punya Bank Eco-Enzyme di UNAND ini. Kita (dari REI) bisa membantu untuk itu,” pungkasnya.(*)

 

Humas, Protokol, dan Layanan Informasi Publik UNAND