Padang (UNAND) – Universitas Andalas melalui Program Pengabdian kepada Masyarakat Membantu Nagari Membangun (PKM MNM) menggagas pembangunan kebun sayur edukatif berbasis organik di Sekolah Alam Islam Terpadu (IT) Al Kautsar, Nagari Koto Lua, Kecamatan Pauh, Kota Padang.

Program ini diketuai oleh Meisilva Erona S., S.P., M.Si dan bermitra dengan Yayasan Bismillah Sumatera Barat. Tim dosen UNAND yang terlibat juga melibatkan Nika Rahmayanti S.TP., M.P. dan Nike Karjunita S.P., M.Si, bekerja sama dengan guru, orang tua, mahasiswa, serta masyarakat setempat.

Mengusung tema Optimalisasi Pekarangan Sekolah dengan Budidaya Tanaman Hortikultura Berbasis Organik sebagai Sarana Belajar dan Konservasi, program ini dirancang untuk mengenalkan pertanian organik sejak dini kepada siswa. Lahan sekolah yang sebelumnya tidak termanfaatkan kini diubah menjadi ruang belajar produktif yang tidak hanya bermanfaat untuk praktik pertanian, tetapi juga mengajarkan nilai cinta lingkungan.

Dalam kegiatan ini, siswa diajak belajar langsung menanam, merawat, hingga memanen sayuran seperti bayam hijau, bayam merah, dan kangkung. Tidak berhenti di situ, mereka juga dikenalkan dengan penanganan pascapanen, mulai dari pencucian, penirisan, hingga pengemasan hasil panen.

Sebelumnya, tim dosen UNAND bersama mahasiswa telah melakukan pengolahan lahan, penanaman, pemberian pupuk organik, hingga pemeliharaan tanaman. Kegiatan ini diikuti dengan semangat kolaborasi antara pihak yayasan, ustadz-ustadzah, orang tua siswa, dosen, dan mahasiswa.

Menurut Meisilva Erona, pendekatan edukatif melalui kebun sekolah ini sejalan dengan prinsip pendidikan berbasis alam.

“Kami ingin membangun kebiasaan baik sejak dini. Anak-anak tidak hanya memahami teori, tapi juga merasakan langsung proses menanam, merawat, memanen, dan mengolah hasil panen. Ini pengalaman belajar yang utuh,” jelasnya pada Kamis (17/7).

Dari sisi akademik, kegiatan ini memperkuat integrasi antara pengabdian kepada masyarakat dan pembelajaran pada mata kuliah seperti Budidaya Tanaman Hortikultura, Sistem Pertanian Organik, dan Smart Farming.

Program ini juga memberikan kontribusi nyata pada pencapaian Indikator Kinerja Utama (IKU) Perguruan Tinggi, antara lain: IKU 2, IKU 3, IKU 5, dan IKU 7.

Selain praktik lapangan, tim dosen juga memberikan modul pembelajaran pertanian organik yang dapat digunakan guru untuk melanjutkan pembelajaran tematik. Dokumentasi berupa video dan poster juga telah disiapkan sebagai bagian dari diseminasi hasil kegiatan.

Yayasan, guru, dan orang tua siswa menyambut baik program ini. Salah satu ustadzah menyampaikan bahwa kegiatan ini tidak hanya memantik semangat kolaborasi, tetapi juga menjadikan pembelajaran lebih hidup.

“Lahan yang sebelumnya kosong kini menjadi kebun produktif sekaligus sarana belajar anak-anak. Kami berkomitmen untuk melanjutkan program ini secara mandiri,” ujarnya.

Program kebun edukatif ini sekaligus memperkuat nilai ketahanan pangan sekolah, edukasi lingkungan, dan penerapan pertanian sehat berbasis organik.

Meisilva Erona berharap kegiatan sederhana seperti kebun sekolah dapat memberikan dampak berkelanjutan.

“Melalui kegiatan ini, Universitas Andalas menunjukkan bahwa sinergi antara akademik dan masyarakat bisa memberikan perubahan nyata. Dari kebun sekolah, kita menanam semangat cinta lingkungan, kemandirian pangan, dan kapasitas belajar yang adaptif bagi generasi emas masa depan,” tutupnya.(*)

Humas, Protokol, dan Layanan Informasi Publik